Kamis, 15 Januari 2015

MEMAHAMI PERBEDAAN MAKNA KHOLAQO DAN JA’ALA.

Dalam Al-qur'an redaksi kalimat tuk menjelaskan tentang proses penciptaan, sering menggunakan redaksi kata جَعَلَ dan خَلَقَ . Dua redaksi kalimat tadi dalam Al-qur’an selalu disandingkan dengan proses penciptaan alam semesta beserta isinya. Dua kata tadi kalau sepintas memiliki makna yang sama yaitu menciptakan atau mengkreasi atau menjadikan. Tapi kalau diteliti memiliki perbedaaan yang prinsipil dan jelas. Dengan memahami maknanya akan terbuka fakta-fakta tentang penciptaan Alam semesta yang selama ini belum terungkap. Ini sebagai bahan awal, silahkan sahabat semua teliti dan kaji ayat-ayat qur’an dengan memakai dua redaksi kalimat diatas. Mari kita bahas satu bersatu dan selamat mengkaji:


1. Kata خَلَقَ diartikan sebagai: menumbuhkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya (menciptakan). Secara bahasa, خَلَقَ (khalaqa, menciptakan) artinya: yang bisa kita sederhanakan menjadi: menciptakan sesuatu sejak semula atau menjadi sebab awal maujudnya sesuatu.
Sedangkan جَعَلَ (ja’ala, menjadikan) artinya: yakni membuat sesuatu dalam rangka menyediakan sesuatu itu kepada sesuatu yang lain yang sudah ada sebelumnya.
Jadi sama-sama perbuatan mencipta/menjadikan, tetapi bisa kita lihat bahwa perbuatan خَلَقَ (khalaqa, menciptakan) lebih dahulu daripada perbuatan جَعَلَ (ja’ala, menjadikan).
Pengurutan ini bisa kita ketemukan di banyak tempat di dalam al-Qur’an; umpamanya:


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ

Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (SURAT AL AN'AAM (Binatang ternak) (6) ayat 1)



وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا

Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah {1071} dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (AL FURQAAN (PEMBEDA) (25) ayat 54)


2. Lafadh خَلَقَ biasa digunakan/pelakunya hanya untuk Allah, Sedangkan جَعَلَ, bisa digunakan/pelakunya untuk selain Allah.
Jadi :
setiap kata “khalaqa” , maka disana semata-mata Allah saja yang berperan menciptakannya, tanpa ada campur tangan makhluk lain. Sementara bila kata “ja’ala”, maka ada campur tangan makhluk lain didalamnya (silahkan diteliti dua kata tersebut dalam ayat-ayat Allah dan renungkan kedalaman isinya).
Sebagai contoh Silahkan Teliti ayat dibawah ini :

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (AR-RUUM (BANGSA RUMAWI) (30) ayat 21)

Mengapa pada ayat diatas tatkala Allah mengatakan menciptakan manusia, memakai kata “ Khalaqa”, sedangkan ayat selanjutnya pada ayat diatas juga, tatkala mengatakan “menjadikan diantara kamu“, memakai kata “ Ja’ala “, bukankah kedua arti diatas sama-sama berartikan “menjadikan/menciptakan..?”.

Coba kita lihat, betapa telitinya Allah dalam memasangkan kata perkata sesuai dengan maknanya yang terkandung.
Didalam AlQuran, pemakaian kata diatas berbeda untuk setiap maknanya,
Pada kata pertama dalam ayat diatas, Allah mengatakan menciptakan manusia. Jadi benar-benar Allah yang menciptakan manusia itu tanpa ada campur tangan makhluk lainnya, sementara pada kata kedua dipakai kata “ ja’ala”.

Dan menjadikan diantara kamu cinta dan kasih sayang. Ini bermaknakan, bahwa dalam menciptakan atau menjadikan pernikahan itu menjadi sebuah cinta dan kasih sayang, bukan hanya Allah saja yang menentukannya, tapi atas usaha kedua belah pihak, suami dan istri.

Allah memang sudah menjanjikan pada kita dengan adanya pernikahan, maka terciptalah ketenangan, kasih sayang dan cinta, namun semua itu tidak akan mungkin tercapai tanpa usaha kedua belah pihak, tidak akan tercapai tujuan pernikahan untuk menuju ketenangan jiwa cinta dan kasih sayang, tanpa usaha dari kedua belah pihak. Itulah sebabnya Allah memakai kata “ Ja’ala, bukan khalaqa”, subhanallah !

3. Kholaqo bermakna membuat melalui proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo adalah kata kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses pembuatan yang terkandung dalam makna kholaqo pada adalah murni hak prerogative Allah. Hal ini berbeda dengan kata ja'ala yang pada prosesnya menyertakan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan, dimana manusia ikut berperan. jadi Jika sebuah firman Tuhan menggunakan kata ja'ala, maka berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.

Menurut Kiai Said -panggilan akrab Said Agil Sirajd,menjelaskan, kata kholaqo misalnya, memiliki arti atau makna yang berbeda dengan kata ja'ala, meskipun jika diterjemahkan tampaknya sama saja, yakni menjadikan atau membuat dan menciptakan.

Kholaqo bermakna membuat melalui proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo adalah kata kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses pembuatan yang terkandung dalam makna kholaqo pada adalah murni hak prerogatif Tuhan.

Hal ini berbeda dengan kata ja'ala yang pada prosesnya menyertakan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan. Jika sebuah firman Tuhan menggunakan kata ja'ala, maka berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.
sebagai contoh :

وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, (ASY SYUURA (MUSYAWARAT) (42) ayat 49)


لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun."
Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) (3)  ayat 47)

Bandingkan dengan Ayat ini :

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا
وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjala dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). (AN NAHL (LEBAH) (16) ayat 80)



وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni'mat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (AN NAHL (LEBAH) (16) ayat 81)


Semoga Bermanfaat.


by Kang Tedi Teh Eli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar